KlikKarawang - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyatakan saat ini subsidi untuk energi fosil telah banyak menguras APBN. Oleh seba itu, dirinya mengampanyekan agar masyarakat meninggalkan energi fosil (minyak, gas dan batubara) dan beralih ke energi baru terbarukan untuk menyelamatkan suhu bumi dan penyelamatan perekonomian Indonesia.
"Selain mengganggu suhu bumi, energi fosil saat ini secara ekonomi sudah jadi masalah. Sekarang waktunya mengurangi dan meninggalkan energi fosil, menuju penggunaan EBT (energi terbarukan)," kata Sugeng usai seminar energi ramah lingkungan hidup di Gereja HKBP Karawang, Sabtu, (20/8).
Disebutkan, jika dilihat dari potensi yang cukup besar, maka EBT sangat memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia. Menurut Sugeng, potensi EBT di Indonesia cukup tinggi jika digarap secara maksimal.
Sugeng menyebutkan, potensi EBT di Indonesia sekitar 3 ribu giga. Namun yang aktual untuk segera diproduksi bisa sampai 420 giga.
"Listrik di Indonesia baru 68 giga yg diproduksi. Jadi 50 kali lipatnya (potensi EBT), artinya besar sekali," katanya.
"Dari sisi ekonomi dan efesiensi, EBT juga berpotensi ikut mengembangkan perekonomian," kata dia.
Ia menyontohkan, sekitar setahun lalu tenaga Surya dianggap mahal dibandingkan energi fosil.
"Kalau dilihat sekarang ini, jika energi fosil tidak disubsidi, jauh lebih murah (EBT)," katanya.
Sugeng menyampaikan, energi fosil selama ini terkesan murah karena disubsidi.
"Seperti pertalite harganya Rp7.650, itu karena disubsidi. Harga riilnya sekarang berapa? Rp17 ribu, bayangkan, itu seliter-nya tanpa subsidi," kata dia. (Yan)